Standar Green Building di Indonesia: Apa Saja dan Bagaimana Cara Memenuhinya?

Daftar Artikel

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep Green Building menjadi semakin penting, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Dengan meningkatnya kesadaran akan efisiensi energi, keberlanjutan lingkungan, dan sertifikasi bangunan hijau, banyak perusahaan mulai bertanya: apa sebenarnya standar Green Building di Indonesia, dan bagaimana cara memenuhinya?

Myeco akan mengulas standar utama yang berlaku, serta strategi praktis untuk mewujudkannya di gedung atau proyek Anda.

Apa Itu Green Building?

Green Building atau bangunan hijau adalah gedung yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, serta meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya: listrik, air, dan material.

Di Indonesia, konsep ini tidak hanya mengikuti tren global, tetapi juga mendapat dukungan dari berbagai kebijakan pemerintah dan sektor swasta.

Lembaga Sertifikasi Green Building di Indonesia

1. Green Building Council Indonesia (GBCI)

GBCI adalah lembaga yang mengeluarkan sertifikasi GREENSHIP, standar nasional yang digunakan untuk menilai kinerja keberlanjutan bangunan.

2. LEED (Leadership in Energy and Environmental Design)

Meskipun berasal dari AS, sertifikasi LEED juga mulai digunakan oleh proyek-proyek besar di Indonesia, terutama gedung perkantoran dan mall kelas atas.

Kategori Penilaian GREENSHIP oleh GBCI

Standar GREENSHIP dari GBCI memiliki beberapa kategori utama, antara lain:

  • Appropriate Site Development (ASD): Pemilihan lokasi dan tata guna lahan
  • Energy Efficiency and Conservation (EEC): Efisiensi penggunaan energi
  • Water Conservation (WAC): Pengelolaan penggunaan air
  • Material Resources and Cycle (MRC): Pemilihan material yang ramah lingkungan
  • Indoor Health and Comfort (IHC): Kualitas udara dan kenyamanan dalam ruangan
  • Building and Environment Management (BEM): Sistem manajemen lingkungan

Cara Memenuhi Standar Green Building

Berikut beberapa langkah praktis yang bisa diterapkan oleh pengelola gedung atau perusahaan konstruksi:

1. Instalasi Sensor dan Otomatisasi Listrik

Gunakan sistem IoT dan sensor otomatis untuk mengatur lampu, AC, dan peralatan listrik lainnya. Ini bisa menurunkan konsumsi listrik hingga 30%.

2. Gunakan Material Ramah Lingkungan

Pilih material yang memiliki sertifikat hijau, bisa didaur ulang, dan memiliki jejak karbon rendah.

3. Implementasi Sistem Hemat Air

Pasang water saving fixtures, sistem daur ulang air hujan, dan pemantauan penggunaan air secara digital.

4. Pemantauan Energi Secara Real-Time

Gunakan sistem monitoring energi untuk mendeteksi pemborosan dan mengambil tindakan cepat. Solusi seperti yang disediakan oleh myECO dapat menjadi langkah awal yang efisien.

5. Peningkatan Ventilasi dan Kualitas Udara Dalam Ruangan

Pastikan aliran udara alami dan sistem filter udara memenuhi standar kualitas.

Manfaat Jangka Panjang dari Green Building

Menerapkan standar Green Building bukan sekadar untuk mendapatkan sertifikasi, tapi juga memberikan berbagai keuntungan:

  • Hemat biaya operasional jangka panjang
  • Meningkatkan nilai properti
  • Citra perusahaan lebih baik
  • Mendukung program ESG (Environment, Social, Governance)

Penutup

Dengan semakin ketatnya regulasi dan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan, Green Building bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Memahami standar seperti GREENSHIP dari GBCI dan memulai langkah-langkah praktis adalah investasi jangka panjang bagi perusahaan maupun lingkungan.

Jika Anda tertarik memulai perjalanan Green Building dengan sistem otomasi dan monitoring energi, tim myECO siap membantu Anda dari tahap audit hingga implementasi teknologi.

SHARE

Berkontribusi pada Masa Depan yang Lebih Baik dengan myECO, Gunakan Produk yang Peduli Lingkungan Hari Ini!

slot depo 5k/a>