Piala Dunia 2022 yang diselenggarakan di Qatar menjadi ajang pembuktian merubah kondisi bumi dengan memasang lampu tenaga matahari.
Qatar, saat ini menjadi pusat perhatian dunia, terutama bagi para penggila bola di seluruh dunia. Ya, negara di kawasan Timur Tengah ini menjadi tuan rumah piala dunia FIFA World Cup 2022. Di balik hingar bingar ajang olahraga terpopuler sejagat tersebut, ada hal menarik terkait pemakaian energi hijau di negara Kawasan Timur Tengah ini.
Sukses dengan gelaran piala dunia yang memberikan berbagai terobosan baru seperti stadion yang bisa dibongkar pasang, Qatar kali ini membuktikan dirinya sebagai salah satu negara yang siap dalam transisi energi hijau melalui pemasangan lampu tenaga matahari sebagai penerangan jalan.
Bekerja sama dengan EnGoPlanet yang berbasis di AS, Qatar memasang lampu model EnGo Leaf. Lampu tersebut sebelumnya telah dipasang di Nevada dan Texas di AS, juga di Antigua dan Barbuda.
Mengenal EnGoPlanet
EnGoPlanet adalah perusahaan yang secara khusus memproduksi lampu jalan dan furnitur cerdas bertenaga surya untuk infrastruktur publik. EnGoPlanet telah memasang 350 lampu jalan LED bertenaga surya off-grid di Doha, Qatar, untuk menyukseskan acara Piala Dunia FIFA 2022.
Lampu tenaga matahari pada dasarnya ekonomis dan praktis dalam menerangi kota dan jalanan tanpa perlu membebani pembangkit listrik. Lampu surya juga tidak butuh perawatan yang sama dengan lampu listrik biasa. Sementara itu, desain EnGo Leaf mampu membuatnya kokoh bertahan dari tiupan angin kencang, bahkan dari terjangan badai angin puting beliung.
Negara yang akan menjadi penyelenggara Piala Dunia FIFA itu telah menggunakan pembangkit listrik tenaga surya besar. Itu bertujuan untuk mendukung klaim bahwa Qatar akan menjadi tuan rumah Piala Dunia net zero pertama.
Qatar, yang saat ini tertinggal di belakang negara-negara Teluk lainnya dalam perlombaan tenaga surya, telah mengumumkan target lima gigawatt kapasitas energi surya pada 2035. Qatar juga mengumumkan dua proyek surya besar pada Agustus lalu, yang akan lebih dari dua kali lipat output energi dari sumber terbarukan dalam waktu dua tahun.
Ternyata negara yang minim sumber daya alam seperti Qatar mampu menutupi kekurangan dengan sebuah kelebihan yang berdampak bagi bumi. Lalu, bagaimana dengan Indonesia yang kaya SDA tapi masih minim pemanfaatan energi terbarukan?
Baca juga : https://myeco.id/smart-lamp-itu-scam-apakah-benar/