Perubahan Iklim: Penyebab dan Dampak

Daftar Artikel

gambar perubahan iklim
myECO source pexels

Apa Itu Iklim?

Keadaan atmosfer pada waktu tertentu disebut cuaca. Sementara, iklim adalah rata-rata cuaca. Iklim didefinisikan sebagai ukuran rata-rata dan variabilitas kuantitas yang relevan dari variabel tertentu, seperti temperatur, curah hujan, atau angin pada periode waktu tertentu yang umumnya merentang dari bulanan hingga tahunan atau bahkan jutaan tahun.

Iklim berbeda dengan cuaca. Contoh cuaca, yakni hujan, angin, banjir, berawan, dan sebagainya. Sementara, iklim berhubungan dengan kondisi suhu, kelembaban udara, atau pola hujan rata-rata pada tiap musim dalam jangka tahunan atau bahkan puluhan tahun.

Iklim berubah terus menerus karena interaksi antara komponen-komponennya dan faktor eksternal, seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor yang disebabkan oleh kegiatan manusia. Perubahan penggunaan lahan hingga penggunaan bahan bakar fosil menjadi beberapa penyebabnya.

Apa Itu Perubahan Iklim?

1. Perubahan Iklim Menurut PBB

Menurut PBB, perubahan iklim mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas.

2. Perubahan Iklim Menurut Pemerintah RI

Berdasarkan UU No. 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atau tidak langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan berubahnya komposisi atmosfer secara global serta variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.

3. Perubahan Iklim Menurut NASA

NASA menjelaskan perubahan iklim adalah perubahan cuaca yang biasa terjadi di suatu tempat. Sebagai contoh, perubahan curah hujan bias dalam setahun. Perubahan iklim menurut NASA juga merupakan perubahan iklim bumi, seperti perubahan suhu bumi.

Perubahan Iklim Di Indonesia

Dilansir dari website Kementrian PUPR, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami ancaman terhadap perubahan iklim. Banjir, kekeringan panjang, tanah longsor, kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia berkaitan dengan terjadinya perubahan iklim di dunia. Hal tersebut diutarakan Dirjen SDA, Iwan Nursyirwan pada acara Konferensi Perubahan Iklim (UN Climate Change Conference 2007) di Nusa Dua, Bali.

Dalam Presentasi Dirjen SDA, Iwan Nursyirwan, pada kegiatan Paralel Events Konferensi Perubahan Iklim (UN Climate Change Conference 2007) disebutkan bahwa umumnya perubahan iklim yang terjadi di Indonesia berkisar pada penggundulan hutan secara besar-besaran, kebakaran hutan, kerusakan lahan rawa dan hilangnya serapan karbondioksida.

Strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi perubahan iklim adalah pengembangan dan perbaikan jaringan irigasi, manajemen pengelolaan bencana alam terpadu, membangun infrastruktur dan melindungi pantai dari potensi kerusakan akibat abrasi dan naiknya permukaan laut hingga kampanye publik.

Perubahan iklim ini memiliki tantangan terhadap pembangunan dalam aspek lingkungan sosial dan ekonomi secara berkelanjutan serta terhadap pencapaian tujuan pembangunan Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, kita perlu segera mengintegrasikan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim ke dalam sistem perencanaan pembangunan sosial.

Pemerintah melalui Ditjen SDA misalnya dari pengamanan mata air seperti konservasi sumber air yang ada agar jangan jebol dan rusak, sungai2 juga diamankan dan jaringan irigasinya diperbaiki untuk efisiensi pembagian air, setelah air ada di lapangan diadakan pengamanan terhadap pantai.

Dampak Perubahan Iklim

1. Perubahan Habitat

Pemanasan suhu bumi, kenaikan batasan air laut, terjadinya banjir dan juga badai karena perubahan iklim akan membawa perubahan besar pada habitat sebagai rumah alami bagi berbagai spesies binatang, tanaman, dan berbagai organisme lain.

2. Spesies Punah

Perubahan habitat bisa menyebabkan punahnya berbagai spesies, baik binatang maupun tanaman, seperti pohon-pohon besar di hutan yang menjadi penyerap utama karbondioksida.

Spesies yang punah ini disebabkan karena tidak sempat beradaptasi terhadap perubahan suhu dan perubahan alam yang terjadi terlalu cepat. Punahnya berbagai spesies ini juga bakal berdampak lebih besar pada ekosistem dan rantai makanan.

3. Menurut Kualitas Air

Curah hujan yang selalu tinggi akan mengakibatkan menurunnya kualitas sumber air. Selain itu, kenaikan suhu juga mengakibatkan kadar klorin pada air bersih.

4. Kuantitas Air Berkurang

Pemanasan global membuat jumlah air pada atmosfer meningkat yang kemudian meningkatkan curah hujan. Meski kenaikkan curah hujan dapat meningkatkan jumlah sumber air bersih, curah hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan tingginya kemungkinan air untuk langsung kembali ke laut. Jadi, air tak akan sempat tersimpan dalam sumber air bersih untuk digunakan manusia.

5. Kualitas dan Kuantitas Hutan

Kebakaran hutan merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim. Sebagai paru-paru bumi, hutan merupakan produsen oksigen (O2). Selain itu, hutan juga membantu menyerap gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global.

6. Wabah Penyakit Meningkat

Kenaikan suhu dan curah hujan bisa meningkatkan penyebaran wabah penyakit yang mematikan, seperti malaria, kolera, dan demam berdarah. Ini disebabkan karena nyamuk pembawa virus-virus tersebut hidup dan berkembang biak pada cuaca yang panas dan lembab, dimana kondisi demikian akan secara umum disebabkan oleh perubahan iklim.

7. Tenggelamnya Daerah Pesisir dan Pulau-pulau kecil

Peningkatan permukaan air laut menyebabkan bergesernya batas daratan di daerah pesisir yang kemudian menenggelamkan sebagian daerah pesisir ataupun pemukiman di daerah pesisir. Selain itu, kenaikan suhu bumi yang menyebabkan mencairnya es pada dataran kutub-kutub bumi bisa membuat peningkatan permukaan air laut dan menenggelamkan pulau-pulau kecil.

8. Lahan Pertanian Berkurang dan Tidak Produktif.

Suhu yang terlalu panas, berkurangnya ketersediaan air, dan bencana alam yang disebabkan perubahan iklim dapat merusak lahan pertanian.

Selain merusak lahan pertanian, perubahan iklim juga bakal menyebabkan berubahnya masa tanam dan panen. Ini berpotensi juga menyebabkan munculnya hama dan wabah penyakit pada tanaman yang sebelumnya tidak ada.

Penyebab Perubahan Iklim

1. Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi memiliki efek seperti rumah kaca dimana panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi. Gas-gas di atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2) mampu menahan panas matahari sehingga panas matahari terperangkap di dalam atmosfer bumi. Akan tetapi, efek rumah kaca membuat sebagian panas yang harusnya dipantulkan permukaan bumi diperangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfer. Ini yang membuat bumi menjadi semakin panas.

Sebenarnya banyak dari gas-gas ini terjadi secara alami, tapi berbagai aktivitas manusia turut meningkatkan konsentrasinya di atmosfer, khususnya pada metana, karbon dioksida (CO2), gas berfluorinasi CO2, dan dinitrogen oksida. Itu adalah gas rumah kaca yang paling umum diproduksi oleh aktivitas manusia serta bertanggung jawab atas 64% pemanasan global buatan manusia.

Baca juga: Efek Rumah Kaca: Penyebab, Dampak, dan Pencegahannya

2. Pemanasan Global

Pemanasan global adalah peningkatan rata-rata temperatur atmosfer yang dekat dengan permukaan bumi dan di troposfer yang dapat berkontribusi pada pola iklim global dan terjadi akibat meningkatnya jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Naiknya intensitas efek rumah kaca karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas, yaitu sinar inframerah yang dipancarkan oleh bumi.

Peningkatan 2 derajat celcius dibanding suhu pada masa pra-industri dinilai para ilmuwan sebagai ambang batas. Diyakini ada risiko yang jauh lebih tinggi berupa perubahan yang berbahaya serta berbagai bencana di lingkungan global jika pemanasan terjadi di atas 2 derajat celcius.

3. Pembuatan Energi

Energi listrik dan panas dihasilkan dengan membakar bahan bakar fosil, sehingga menghasilkan emisi karbon dioksida dan nitrogen oksida, yaitu gas rumah kaca.

4. Penggunan Transportasi

Bahan bakar fosil sebagai sumber energi yang digunakan kendaraan menyebabkan perubahan iklim karena emisi gas karbon dioksida.

5. Penebangan Hutan

Emisi gas rumah kaca juga timbul akibat penebangan hutan. Pohon yang ditebang akan melepaskan karbon yang tersimpan di dalamnya. Karena hutan menyerap karbon dioksida, penebangannya juga mengakibatkan berkurangnya penyerapan emisi gas rumah kaca.

6. Gaya Hidup

Penggunaan barang elektronik, bepergian, dan jumlah makanan yang dikonsumsi juga berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Berdasarkan riset, satu persen dari orang terkaya di dunia bertanggung jawab atas polusi karbon dua kali lipat lebih banyak dari populasi dunia.

7. Kegiatan Manufaktur

Kegiatan manufaktur dan industri menghasilkan emisi gas rumah kaca. Industri manufaktur merupakan salah satu kontributor emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Emisi gas rumah kaca per kapita tertinggi ada di Amerika Serikat dan Rusia

Demikianlah pembahasan artikel kali ini. Semoga bermanfaat. Jangan lupa bagikan ke grup WhatsApp keluargamu agar Kakek, Nenek hingga ponakanmu juga ikutan tahu.

SHARE

Berkontribusi pada Masa Depan yang Lebih Baik dengan myECO, Gunakan Produk yang Peduli Lingkungan Hari Ini!