PLTU merupakan singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang seporos dengan turbin digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas.
Uap panas yang digunakan itu berasal dari proses penguapan air melalui boiler. Pembangkit ini menggunakan bahan bakar batu bara maupun bahan bakar minyak untuk memanaskan air. Di seluruh dunia, listrik sebagian besar dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga uap. Angka persentasenya mencapai 86% dari seluruh pembangkit listrik yang ada.
Hampir semua pembangkit listrik tenaga batu bara, nuklir, panas bumi, panas matahari, pembangkit pembakaran sampah, serta banyak pembangkit listrik tenaga gas alam merupakan pembangkit listrik tenaga uap. Gas alam sering dibakar di turbin gas dan juga boiler. Limbah panas dari turbin gas dapat digunakan untuk menghasilkan uap, dalam pembangkit siklus gabungan yang meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Uaup diawali dengan perbaikan yang dilakukan oleh JamesWatt pada abad ke-18 terhadap mesin uap reciprocating digunakan sebagai sumber tenaga mekanik. Selanjutnya, pada tahun 1882 pusat pembangkit listrik komersil pertama yang berdiri di New York dan London menggunakan mesin uap ini. Pembangkit Listrik Tenaga Uap pertama di Indonesia dibangun pada tahun 1897, pada Sungai Ciliwung yang terlegak di daerah Gambir
Cara Kerja PLTU
Pembangkit listrik tenaga uap terdiri dari boiler, turbin uap dan generator, serta alat bantu lainnya. Ketel menghasilkan uap pada tekanan tinggi dan suhu tinggi. Turbin uap mengubah energi panas uap menjadi energi mekanik. Generator kemudian mengubah energi mekanik menjadi tenaga listrik. PLTU sangat efisien dan ramah lingkungan akan berkontribusi terhadap stabilnya pasokan tenaga listrik dan pengurangan dampak terhadap lingkungan.
Keuntungan dan Kerugian PLTU
Keuntungan :
- Biaya bahan bakar rendah
- Usia pakai lama
- Batubara murah digunakan
- Dapat dipasang di mana saja di dekat pasokan bahan bakar & air
- Membutuhkan lebih sedikit ruang konstruksi
Kerugian :
- Biaya investasi awal tinggi
- Emisi karbon tinggi
- Lokasi tidak fleksibel, sebisa mungkin dekat pelabuhan atau sumber air yang besar untuk pendinginan
- Polusi udara dari asap rokok
- Biaya pengoperasiannya lebih mahal dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik lainnya.
Baca juga : Kenali listrik rumahmu
Leave a Reply