Perkembangan Islam Era Modern
Islam merupakan salah satu agama dengan pemeluk terbanyak di Indonesia. Dilansir dari detik.com, presentase pemeluk agama tersebut mencapai 86,7% dari total seluruh penduduk yang ada. Jumlah ini membuat Indonesia menjadi negara dengan populasi umat muslim terbanyak sedunia yaitu sekitar 237,56 juta jiwa.
Perkembangan islam yang cukup pesat dapat didukung oleh kemajuan teknologi di era millenial. Hal ini tentu memudahkan pelaku spiritual untuk menyebarkan ilmu agama lewat sosial media seperti tiktok dan youtube. Kesempatan tersebut menjadi salah satu peluang yang besar bagi mereka untuk lebih mengenalkan islam kepada orang-orang.
Adanya kemajuan teknologi ini juga ditengarai oleh perkembangan ilmu pada zaman dinasti Abbasiyah utamanya pada bidang ilmu matematika. Pada waktu itulah ditemukan angka 0 oleh Al-Khawarizmi yang banyak digunakan di hampir seluruh pengoperasian matematika seperti kalkulus yang berperan dalam perkembangan teknologi dan sistem informasi.
Pengaruh Listrik Terhadap Kemajuan Teknologi
Tentu perkembangan teknologi tidak pernah terlepas dari adanya listrik. Barang-barang elektronik seperti laptop dan handphone dapat berfungsi ketika ada listrik. Mengutip dari kumparan.com, listrik tidak hanya sebagai alat penerangan akan tetapi juga sebagai sumber energi yang mampu menghidupkan berbagai alat elektronik seperti smartphone, televisi, magic com, dan sebagainya.
Keberadaan listrik sangat diperlukan manusia untuk memudahkan aktivitasnya. Merangkum dari bbc.com, terdapat banyak kendala apabila masyarakat mengalami kendala bahkan tidak bisa dalam mengakses listrik diantaranya hilangnya mata pencaharian tertentu, terhambatnya aktivitas sehari-hari, dan sulit mengakses barang-barang elektronik.
Baca juga: Pentingnya Menggunakan Smarhome
Pemborosan Listrik dalam Pandangan Islam
Kita dapat menikmati berbagai fasilitas barang tersebut karena adanya listrik. Akan tetapi dalam penggunaanya, sebaiknya dikontrol mengingat barang elektronik juga memanfaatkan daya listrik.
Jika kita terlalu sering menggunakan laptop hanya untuk maraton film kesayangan semalam suntuk, sama saja kita membuang-buang listrik secara percuma untuk men-charge baterainya. Scroll video di sosial media sampai lupa waktu pun juga memiliki konsekuensi yang serupa. Hal ini dipandang oleh islam sebagai bentuk pemborosan listrik.
Pemborosan listrik dalam islam termasuk ke dalam penggunaan yang berlebih ini disebut israf dalam kehidupan sehari-hari. Israf sendiri memiliki definisi menghambur-hamburkan atau menggunakan sesuatu secara berlebihan (Baitul:2022). Dalam islam, sikap ini jelas dilarang oleh Allah sebagaimana dalam firman-Nya yaitu surat Al A’raf ayat 31 tentang larangan berlebihan memanfaatkan harta meski untuk kepentingan pribadi.
Sifat israf berkaitan erat dengan tabzir atau biasa disebut pemborosan. Mengutip dari an-nur.ac.id, tabzir memiliki arti menggunakan harta untuk hal-hal yang tidak semestinya seperti pemborosan uang, pemborosan listrik, pemborosan BBM, dan sebagainya.
Tabzir ini sudah tercantum dalam Al Quran surah Al-Isra ayat 26 dan jelas melarang umat muslim dalam hal pemborosan harta. Salah satu tindakan tabzir yang mungkin sering dilakukan seperti menyalakan televisi tanpa ada yang menonton, menyalakan lampu tanpa mengenal waktu, hingga menghidupkan AC tanpa ada yang menggunakan. Tindakan tersebut dapat menyebabkan terjadinya pemborosan listrik. Akibatnya tagihan listrik ikut membengkak seiring berjalanya waktu.
Adapun langkah awal dalam menghindari pemborosan listrik adalah bijak dalam menggunakan listrik. Larangan tabzir dan israf tampaknya menjadi imbauan yang nyata agar lebih efisien dalam menggunakan listrik. Efisiensi ini berdampak pada tata kelola uang kita dan juga upaya mengurangi polusi negara yang diakibatkan oleh listrik. Pemborosan listrik juga menyebabkan pemanasan global maupun perubahan cuaca yang ekstrim. Maka dari itu, mulailah menata arus kelistrikan rumah agar tidak menimbulkan masalah yang lebih serius.