Biopulping: Teknologi Ramah Lingkungan di Bidang Industri Kertas

Daftar Artikel

gambar biopulping
myECO source pexels

Biopulping ini merupakan proses pengolahan limbah menggunakan teknologi ramah lingkungan yang terinspirasi dari proses pelapukan kayu dan sampah tanaman oleh mikroorganisme. Pada proses pelapukan kayu, ranting, daud, dan sebagainya dilakukan secara alami oleh beberapa jamur dan mikroba.

Dengan begitu, sampah dari pohon yang telah mati akan kembali diserap oleh alam secara alami. Hasil kerja mikroorganisme yang tidak menghasilkan polusi, akhirnya memberi inspirasi untuk dimanfaatkan dalam sektor industri.

Dalam proses biopulping, bahan-bahan kimia yang merusak lingkungan, digantikan dengan sejenis mikroba yang dapat mengeluarkan enzim dan mendegradasi lignin. Mikroba yang digunakan berupa golongan jamur atau fungi pelapuk kayu berada banyak dan tersedia di alam bebas. Contoh mikroorganisme yang digunakan yaitu dari jenis kapang (jamur) phlebia subserialis dan Ceriporiopsis.

Bahan kimia seperti chlorite dan hidrogen peroksida, yang biasa digunakan sebagai bahan pemutih kertas digantikan berupa dengan enzim-enzim yang dikeluarkan oleh fungi pelapuk. Beberapa enzim yang dapat digunakan untuk menguraikan lignin adalah manganese peroksidaselaccase, dan lignin peroksidase.

Dengan menggunakan teknologi biopulping, dapat penghematan energi dan mengurangi pemakaian bahan kimia. Biopulping mengurangi energi listrik yang dibutuhkan sekitar 25% – 30%. Meskipun demikian, biopulping memiliki kelemahan, yaitu teknologi ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk operasionalnya. Akan tetapi, apabila penjadwalannya cukup baik, lamanya proses ini bukan menjadi kendala yang berarti.

Biopulping menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari proses alami untuk menghasilkan kertas berkualitas tinggi. Selain itu, biopulping akan mengurangi energi yang dibutuhkan dan polutan yang melarikan diri keluar ke udara selama proses tersebut.

Proses Biopulping

Berdasarkan metode pretreatment jamur, serpihan kayu yang dikukus, didinginkan, diinokulasi dengan jamur alam tertentu, dan diinkubasi selama dua minggu. Selama periode inkubasi, jamur berkolonisasi permukaan dan bagian dalam serpihan kayu dan mengeluarkan enzim yang mendegradasi lignin dalam kayu dan melembutkan chip.

Proses ini dapat menghemat sejumlah besar listrik , meningkatkan kualitas kertas, mengurangi dampak lingkungan dari pembuatan pulp, dan meningkatkan daya saing ekonomi.

Perlu diketahui, pembuatan kertas yang biasanya melalui tahapan pemrosesan kimia dan fisika. Tak jarang ada juga yang melalui kombinasi kedua proses tersebut. Dengan demikian, industri kertas dan pulp (bubur kayu) terkenal dengan limbahnya yang sulit diatasi. Limbah tersebut berasal bahan kimia seperti soda api, sulfit, dan garam sulfida untuk menguraikan kandungan lignin.

Bahan kimia inilah yang merupakan sumber pencemaran lingkungan. Pada proses penggunaan sulfur akan memberikan dampak mencemari udara. Penggunaan Sulfur sendiri sudah dilarang di sejumlah negara maju.

Karena mencemari lingkungan, penggunaan bahan-bahan untuk pembuatan kertas tersebut sudah dilarang diberbagai negara. Maka dari itu, untuk pengelolaan pulp yang ideal adalah dengan menggunakan teknologi biopulping. Mengolah pulp dengan bantuan mikroba (jamur) melalui proses mikroorganisme atau pelapukan.

Baca juga: Pemanfaatan Energi Alternatif Masih Minim di Indonesia

Demikianlah pembahasan mengenai Biopulping. Semoga bermanfaat. Jangan lupa bagikan ke grup WhatsApp keluargamu agar Kakek, Nenek hingga ponakanmu juga ikutan tahu

SHARE

Berkontribusi pada Masa Depan yang Lebih Baik dengan myECO, Gunakan Produk yang Peduli Lingkungan Hari Ini!

Scroll to Top